Sabtu, 28 Juli 2012

KISAH QARUN


Qarun hidup di zaman Firaun Ramses II sebagaimana juga Musa. Meskipun Qarun mengaku mengikuti agama Musa, ia justru sangat dekat dengan Ramses II yang memusuhi Rasul Allah itu. Bahkan ia memperoleh penghasilan besar dari posisinya yang mendua. Ramses memanfaatkan Qarun untuk menjadi mata-mata dan pengendali Bani Israil agar tidak berbuat macam-macam yang bisa membahayakan kedudukan Firaun.

Sebagaimana kita ketahui, Bani Israil adalah bangsa pendatang di negeri Mesir. Mereka datang ke negeri Firaun ini pada zaman nabi Yusuf, di sekitar abad 17 SM. Mereka memperoleh izin tinggal di Mesir karena penguasa saat itu adalah bangsa Hyksos yang secara emosional dekat dengan penduduk Palestina, Bani Israil. Namun, seiring dengan jatuhnya kekuasaan Hyksos ke tangan Firaun lagi di zaman New Kingdom, bangsa Israil menjadi bangsa kelas dua yang sering dianiaya oleh Firaun. Mereka banyak yang dijadikan budak, dan dijadikan sebagai ’pekerja paksa’ untuk membangun proyek-proyek Firaun. Sampai kelak dibebaskan oleh nabi Musa, dengan cara eksodus ke palestina kembali.

Qarun memainkan peran sebagai orang munafik, yang bekerja untuk kepentingan Ramses II. Karena itu sebagian besar kaumnya sangat membenci dia. Tetapi, dia memiliki harta berlimpah ruah karenanya. Dan memiliki sejumlah pengikut yang sesama penjilat kekuasaan. Kekayaan Qarun digambarkan sangat fantastis, dan sering melakukan pamer kekayaan kepada kaumnya yang miskin.

Musa tak bosan-bosannya mengingatkan Qarun, agar ia membagikan sebagian kekayaannya kepada kaumnya dalam bentuk zakat. Bukan malah pamer kekayaan seperti itu. Tetapi, kesombongan Qarun semakin menjadi-jadi. Ia kumpulkan seluruh harta bendanya, dan diaraknya keliling kota Fayoum. Ia kerahkan puluhan kuda dan unta, serta ratusan laki-laki dan perempuan, semata-mata untuk pamer kekayaan.

 Maka, Allah pun memberikan pelajaran dengan menghancurkan kekayaannya itu di depan mata penduduk Fayoum. Istananya ditenggelamkan ke dalam perut bumi beserta segala isinya. Tanpa bekas, kecuali nama perkampungan Qarun, danau Qarun dan Qasr Qarun. Mengenai Qasr Qarun atau Istana Qarun, terjadi pro kontra. Saya juga sempat menelusurinya.

Kami sempat mendatangi sebuah reruntuhan bangunan yang disebut-sebut sebagai istana Qarun itu. Lokasinya ada di dekat pemukiman penduduk desa Qarun. Kini sedang digali kembali oleh pemerintah bekerjasama dengan sejumlah arkeolog mancanegara. Tetapi, sejauh yang saya telusuri, gedung bergaya romawi itu bukan istana Qarun. Melainkan kuil peribadatan di zaman Yunani-Romawi. Kuil ini dipersembahkan kepada Dewa Sobek alias Dewa Buaya yang menghuni danau Qarun. Karena itu, di dalamnya ada patung manusia berkepala buaya sebagai ikon utamanya.

Kawasan danau Qarun dan Fayoum yang subur, memang pernah menjadi lumbung makanan bagi bangsa Romawi ketika menduduki Mesir. Mereka membangun markas tentara, permukiman, dan kuil-kuil disana. Bahkan juga villa-villa di pinggiran danau Qarun itu. Tetapi seiring dengan runtuhnya kekuasaan Romawi di Mesir, kawasan itu mengalami keruntuhan juga. Sebagiannya masih tertinggal dalam bentuk reruntuhan, termasuk kuil Dewa Sobek yang dikira sebagai istana Qarun.

Sedangkan istana Qarun yang sesungguhnya berada di tepian danau, kini sudah tidak ada bekasnya lagi, karena ditenggelamkan oleh Allah, sebagaimana diceritakan dalam al Qur’an. ’’Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (diri)’’. [QS.28: 81]

KISAH QARUN

Pada zaman Nabi Musa ada seorang umatnya yang sangat miskin. Namun, dia sanagt rajin beribadah. Dia bernama Qarun. Dia termasuk orang beriman yang disayangi Musa. Hidup Qarun sangatlah sederhana, dkadang-kadang dia tidak punya makanan dan pakaian. Dia pun merasa bosan dengan kemiskinan yang membelitnya.
Suatu hari Qarun mendatangi Musa. Dia mengadukan nasibnya yang malang.

“Hai Musa, mohonkanlah kepada Tuhanmu agar aku tidak dililit kemiskinan,” ucap Qarun dengan nada memohon.
“Baiklah, aku akan berdoa kepada Alalh, “ucap Musa.
Qarun pulang dengan hati lapang. Dia yakin Allah akan mengabulkan doa Musa.
Musa pun berdoa kepada Allah. Dan Allah pun mengabulkan doanya. Qarun menjadi orang kaya. Malah menjadi sangat kaya. Hartanya sangat banyak. Gudang-gudang rumahnya berisi emas perak yang berlimpah. Dia memiliki beribu-ribu gudang harta. Sampai-sampai para pegawainya harus memikul kunci-kunci gudang hartanya tersebut.
Musa yang mendengar bahwa Qarun telah menjadi orang kaya segera mendatangi Qarun. Musa akan menagih janji kepada Qarun agar menyedekahkan sebagian hartanya kepada orang yang miskin.
Qarun yang telah menjadi orangkaya berubah menjadi orang yang sombong. Dia tidak mau  menyedekahkan hartanya. Ketika Nabi Musa mendatanginya, dia menghadapinya dengan wajah congkak dan sombong.
“Hai, Qarun, janganlah engkau terlalu bangga karena hartamu karena semua itu milik Allah. Janganlah engkau berbuat kerusakan di muka bumi ini,” ucap Musa yang sudah tidak sabar dengan kesombongan Qarun.
“Enak saja engkau bicara, aku mendapatkan harta ini karena kerja kerasku. Aku tidak akan mengeluarkan sepeser pun untuk orang lain.” Ucap Qarun lagi.
“Qarun bertobatlah sebelum siksa Allah datang.”
“Tidak akan ada yang bisa menyiksaku. Hartaku banyak, aku juga punya banyak penjaga yang akan melindungiku,” ucap Qarun lagi.
“Ingatlah Qarun, siksa Allah akan datang,” ucap Musa sambil pergi meninggalkan Qarun.
Malam itu qarun tidak dapat tidur. Di telinganya terngiang-ngiang ucapan Musa. Namun semuany sudah terlmabat karena siksa Allah sudah ada di depan mata. Tanpa sempat diamenarik napas, bumi berguncang. Tiba-tiba, semua yang miliknya tenggelam di telan bumi. Begitu juga dengan Qarun yang ikut tenggelam bersama harta miliknya.

            Qarun adalah sepupu Nabi Musa AS. Ia dikenal sebagai seorang hartawan di Mesir,berkebangsaan Israel, dan bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy, bangsa Mesir). Allah mengutus Musa kepadanya seperti diutusnya Musa kepada Fir’aun dan Haman. Allah telah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan. Perbendaharaan harta dan lemari-lemari ini sangat berat untuk diangkat karena beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat dan kekar pun, mereka masih kewalahan.

          Qarun mempergunakan harta ini dalam kesesatan, kezaliman dan permusuhan serta membuatnya sombong. Hal ini merupakan musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah di kalangan Bani Israil. Dalam memandang Qarun dan harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang yang beriman kepada Allah dan lebih mengutmakan apa yang ada di sisi-Nya. Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan, kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang lain.Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun karena mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu.

         Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya darta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas sedala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat,kabaikan dan hal yang halal karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak. Allah SWT memberikan anugerah nikmat kepada Qarun berupa limpahan harta kekayaan. Tetapi, Qarun mengingkari nikmat ini. Dia berkata, ”Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.” (QS Alqashas [28]: 78).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar