KATA
PENGANTAR
Assalamu
alaikum wr. Wb,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah
swt. Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang yang atas rahmat-Nya dan kasihnya,
alhamdulillah saya diberi kecerahan pikiran dengan terselesainya makalah yang
sederhana ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan dapat dijadikan salah satu
bahan ajaran untuk para teman dan adik-adik dimasa depan.
Namun,sangat kami sadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, saya pribadi sangat terbuka dalam
menerima segala macam kritikan yang mendukung dari pembaca.
Untuk itu,saya berharap makalah kimia
mengenai Pengujian Beberapa Bahan Alam (Bunga) Sebagai Indikator ini dapat
dimanfaatkan dengan sebaiknya.
Wassalam,
Bulukumba,
Februari 2012
Penulis,
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................
DAFTAR
ISI..................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG................................................................
RUMUSAN
MASALAH............................................................
MAKSUD DAN
TUJUAN.........................................................
BAB II
METODE KERJA
ALAT DAN
BAHAN...............................................................
CARA
KERJA.......................................................................
BAB III
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.......................................
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN........................................................................
SARAN.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam
tiga keadaan yaitu asam, basa, dan netral. Ketika mencicipi rasa jeruk maka
akan terasa asam karena jeruk mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi sampo
maka akan terasa pahit karena sampo mengandung basa. Namun sangat tidak baik
apabila untuk mengenali sifat asam atau basa dengan mencicipinya karena mungkin
saja zat tersebut mengandung racun atau zat yang berbahaya.
Sifat
asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator. Indikator
yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan
brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika
ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai
indikator sintetis. Dalam pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa
indikator derajat keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena
itu setiap sekolah seharusnya menyediakan indikator sintetis untuk percobaan
tersebut. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan
indikator sintetis. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain sehingga proses
pembelajaran tetap berjalan lancar indikator pH sintetis dapat diganti dengan
alternatif lain berupa indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman.
Dengan
didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik
berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga
murah karena bahan-bahannya mudah didapat serta menambah pengetahuan tentang
manfaat bunga tapakdara, jengger ayam dan tembelekan. Karakteristik bunga yang
baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan
hanya mahkota bunga sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan. Pada
pembuatan indikator cair bunga dicuci dengan air mengalir agar bersih juga
dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam air. Bunga yang
sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperluas permukaan bunga
sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga
maka semakin banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan.
B. INDIKATOR
Menentukan
indicator asam dan basa dari bahan-bahan alami
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menentukan
indicator dari bahan-bahan alam yang baik
D. RUMUSAN MASALAH
Indikator asam
dan basa adalah zat warna yang mempunyai warna yang berbeda dalam larutan asam
dan basa sehingga dapat digunakan untuk membedakan sifat larutan asam dan basa
seperti lakmus, indicator universal, dll.
Selain
indicator yang ada di atas ada pula indicator dari bahan-bahan alam seperti
ekstrak tumbuh-yumbuhan.
E. HIPOTESIS
Indikator asam
dan basa adalah berasal dari tanaman yang mempunyai warna selain putih dan
berubah warna pada usasana asam dan basa
F. VARIABEL
- Variabel
Terikat : Warna Indikator
- Variabel
bebas : perubahan warna indicator alami.
G. PERENCANAAN EKSPERIMEN
Indikator yang
berasal dari mahkota bunga sebaiknya yang berwarna agak gelap dan bahan alam
lainnya yang mudah didapat dan tidak termasuk yang berwarna hijau.
BAB
II
METODE
PRAKTIKUM
I.
ALAT DAN BAHAN
Ø ALAT
- Gelas
Ukur
- Mangkuk
- Sendok
Ø
BAHAN
- Cuka
(HCl)
- Air
Jeruk Nipis
- Air
Sabun
- Air Sampo
- Bahan uji
Bunga (Kembang Sepatu, Kembang Kertas, Kamboja, Lavender, Asoka, Bunga
terompet)
II.
CARA KERJA
-
Haluskan beberapa helai mahkota bunga berwarna merah dengan kira-kira 5 ml air suling
dalam tabung porselen. Lalu tempatkan ekstrak bunga tersebut kedalam dua buah
tabung reaksi masing-masing 1 ml. Kedalam tabung pertama tambahkan larutan cuka
dan tabung kedua air jeruk, tabung ketiga air sabun dan keempat air shampo.
- Lakukan dengan cara yang sama dengan bahan lainnya.
BAB
III
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL
PENGAMATAN
Adapun hasil
pengamatan dari praktek pengujian yang dilakukan yakni:
Pada pengujian
menggunakan indikator alami, yakni :
Indikator:
ekstrak bunga terompet
No
|
Nama Bahan
|
Warna Awal
|
Perubahan Warna
|
|||
Ditambah
Asam
|
Ditambah Basa
|
|||||
HCL
|
Air Jeruk
|
Air Sabun
|
Air shampo
|
|||
1
|
Kembang Sepatu
|
Merah Maron
|
Merah muda
|
Merah muda
|
Ungu
Kehitaman
|
Ungu Kehitaman
|
2
|
Kembang Kertas
|
Ungu
|
Ungu
|
Ungu
|
Hijau
Kecoklatan
|
Merah
|
3
|
Kamboja
|
Merah Muda
|
Orange
|
Orange
|
Merah
kecoklatan
|
Merah kecoklatan
|
4
|
Lavender
|
Ungu
|
Merah muda
|
Merah muda
|
Hijau muda
|
Hijau kehitaman
|
5
|
Bunga Asoka
|
Merah
|
Merah
|
Merah
|
Hitam
|
Hitam
|
6
|
Bunga Terompet
|
Ungu
|
Merah
|
Merah
|
Biru
|
Ungu
|
7
|
Bunga XX
|
Merah
|
Merah
|
Merah
|
Hitam
|
Hitam
|
8
|
Bunga Serru-Serru
|
Orange
|
Orange
|
Orange
|
Kuning
|
Orange
|
9
|
Kembang Sepatu
|
Pink
|
Pink Muda
|
Pink
|
Hijau
|
Pink
|
B.
LANDASAN
TEORI / PEMBAHASAN LANJUTAN
Pada pembuatan indikator alami ( ekstrak bunga) dimana
bunga dicuci dengan air mengalir agar bersih juga dimaksudkan agar pigmen warna
bunga tidak ikut larut dalam air. Bunga yang sudah dicuci kemudian dipotong
kecil-kecil untuk memperluas permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga
lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga maka semakin banyak pigmen warna
bunga yang larut pada proses pelarutan. Pada proses pemotongan bunga tidak
dicincang melainkan dipotong kecil-kecil.
Dari percobaan tersebut dengan menggunakan bahan
indikator alami, maka dapatlah ditemukan bahan alternatif dalam menggunakan
larutan indikator sebagai penentu pH
larutan. Selai bahannya mudah ditemukan juga sangat ramah lingkungan karena
tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya.
Indikator dari bahan alami seperti bunga-bungaan tidak
semuanya baik digunakan sebagai indikator yang baik. Hanya ekstrak bunga
tertentu yang mempunyai warna yang mencolok yang mampu dijadikan indikator yang
baik karena perubahan warnanya mudah dianalisa.
Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai indikator
pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga
sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan. Pada pembuatan indikator cair
bunga dicuci dengan air mengalir agar bersih juga dimaksudkan agar pigmen warna
bunga tidak ikut larut dalam air.
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
·
Berdasarkan
praktikum yang sudah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa beberapa bunga bisa
dijadikan indikator asam basa alami karena jika ditetesi dengan HCl dan Sabun
beberapa ekstrak bunga akan mengalami perubahan warna yang kontras ataupun yang
hanya mengalami sedikit perubahan warna seperti yang disebutkan pada hasil
pengamatan diatas.
·
Ada
beberapa Ekstrak Bunga yang baik diguankan sebagai indicator alami
1. Ekstrak
bunga seperti Kamboja, Lavender, Bunga Terompet, mengalami perubahan warna
secara kontras pada saat dicampurkan larutan asam.
2. Ekstrak
bunga seperti Kembang sepatu, Kembang Kertas, Bunga Asoka, Kembang sepatu tidak
mengalami perubahan warna secara kontras saat dicampurkan larutan asam.
3. Hanya bunga
Kembang sepatu dan Bunga YY yang tidak mengalami perubahan warna secara kontras
pada saat dicampurkan larutan basa.
4. Ada juga bebrapa bunga
yang tidak mengalami perubahan setelah ditetesi oleh larutan asam seperti
Kembang kertas, Bunga Asoka.
B.
SARAN
Setelah melakukan praktikum diatas, sebaiknya peralatan
yang digunakan dibersihkan kemnbali dan disimpan ditempatnya semula agar tidak
mendatangkan dampak buruk yang tidak terduga dan pada saat peralatan tersebut
akan digunakan kembali maka diharapkan tak ada kotoran yang masih melekat pada
peralatn tersebut karena akan memperhambat proses penelitian berikutnya.
bagus sekali makalah kimianya .. sukses selalu ya
BalasHapustrmksh. skss sll.
BalasHapus